Notifications
General

Selokan Mataram Kembali Bersih Berkat Gotong Royong Warga

Balai Dusun Kadirojo II, suasana tampak berbeda. Bukannya membahas agenda biasa, para pengurus RT, RW, dan perangkat kelurahan menyimak serius pembahasan yang menyentuh kehidupan sehari-hari. Persoalan sampah di sepanjang Selokan Mataram akhirnya mendapat perhatian khusus, menggerakkan hati untuk segera bertindak.

Ringkasan Artikel:

  • Komitmen penanganan sampah liar di bimbingan teknis LKK Purwomartani.
  • Rencana pengawasan ketat dengan ronda warga hingga pemasangan CCTV.
  • Penguatan lembaga masyarakat untuk reformasi pelayanan publik digital.
  • Sinergi warga dan pemangku kebijakan wujudkan lingkungan bersih.

Perhatian Serius untuk Selokan Mataram yang Tercemar

Selokan Mataram yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan warga, kini memprihatinkan. Sampah-sampah liar berserakan di sepanjang tepinya, khususnya di wilayah Desa Purwomartani. Keberadaan sampah ini bukan hanya merusak pemandangan mata saja.

Lebih dari itu, sampah yang dibuang oleh oknum tidak bertanggung jawab ini mencemari lingkungan. Kondisi ini tentu sangat mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di sekitar bantaran selokan. Kekhawatiran ini pun akhirnya mencuat ke permukaan.

Dalam Bimbingan Teknis LKK Purwomartani, isu ini mendapat sorotan. Marsono, Anggota Komisi A DPRD Sleman, menyatakan komitmennya untuk menertibkan masalah ini. Langkah konkret segera diwujudkan bersama warga setempat.

Rencana Aksi Nyata dan Penguatan Lembaga Warga

Langkah penertiban akan fokus pada pencegahan dan pengawasan yang ketat. Beberapa rencana aksi sudah disiapkan untuk segera diimplementasikan. Pengawasan akan melibatkan kelompok jaga warga untuk berpatroli atau ronda secara rutin.

Tidak hanya mengandalkan manusia, teknologi juga akan dimanfaatkan. Rencananya akan dipasang lampu sorot dan CCTV di sepanjang kawasan rawan. Harapannya, ini bisa mencegah dan mengidentifikasi pelaku pembuangan sampah sembarangan.

Pada forum yang sama, Plt Ketua Komisi A Guntur Yoga Purnawan menjelaskan penguatan LKK. Lembaga ini kini bertambah menjadi tujuh, termasuk Karang Taruna dan PKK. Penguatan ini bagian dari reformasi kelurahan menuju pelayanan digital.

Dampak Sosial dan Pelajaran dari Lingkungan

Masalah sampah ini ternyata menyimpan cerita sosial yang dalam. Marsono bercerita, warga RT 07 pernah memergoki pelaku pembuang sampah liar. Yang mengejutkan, pelakunya adalah orang yang dikenal sendiri dari lingkungan sekitar.

Fakta ini menjadi tamparan keras tentang rendahnya kesadaran sebagian warga. Mereka seolah abai terhadap dampak yang ditimbulkan pada tetangga sekitarnya. Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh komunitas.

Inisiatif pemasangan CCTV dan lampu sorot bukan sekadar infrastruktur. Ini adalah bentuk modern dari semangat gotong royong menjaga ruang publik. Sebuah adaptasi nilai tradisional dalam menghadapi masalah kekinian.

Harapan untuk Masa Depan Lingkungan yang Lebih Baik

esadaran kolektif menjadi kunci utama perubahan ke depan. Marsono mengingatkan bahwa membuang sampah sembarangan bisa kena denda. Besarannya mencapai Rp 2 juta sesuai Perda Sleman yang berlaku.

Sinergi antara warga dan pemerintah desa diharapkan terus menguat. Program dari APBD Sleman dan Danais akan difokuskan untuk mendukung inisiatif ini. Tujuannya satu, mewujudkan Purwomartani yang bersih dan asri.

Reformasi kelurahan dengan pelayanan digital yang transparan diharapkan mempermudah koordinasi. Lembaga masyarakat yang kuat akan menjadi tulang punggung perubahan. Harapannya, Selokan Mataram kembali menjadi kebanggaan warga.

Post a Comment
Liputan Populer
Rubrik Populer
Scroll to top