Notifications
General

Langkah Nyata Pemkab Sleman Wujudkan Kemandirian Pangan

Minggu pagi di Balai RW 32, Dusun Panjen, Sleman, berubah menjadi bukti nyata semangat gotong royong. Di antara riuh rendah warga, bibit-bibit kelapa unggulan ditanam dengan penuh harapan. Sebuah gerakan kecil untuk ketahanan pangan dimulai dari pekarangan, dihadiri langsung oleh Ketua DPRD DIY dan GKR Mangkubumi.

Ringkasan Artikel:

  • Gerakan penanaman kelapa unggul dilaksanakan di Sleman dengan melibatkan masyarakat dan tokoh.
  • Nuryadi apresiasi inisiatif warga dan tekankan pentingnya sinergi berbagai pihak.
  • Kelapa Entok Genjah Pandan Sari dipilih karena nilai ekonomi dan pelestarian varietas lokal.
  • Gerakan ini diharapkan jadi contoh bagi daerah lain dan tingkatkan kepedulian lingkungan.

Dari Pekarangan Warga, Gerakan Ketahanan Pangan Dimulai

Suasana hangat dan semangat kebersamaan menyelimuti halaman Balai RW 32, Dusun Panjen, Kabupaten Sleman, pada sebuah Minggu yang cerah. Warga, tokoh masyarakat, dan tamu istimewa berkumpul untuk satu tujuan mulia. Agenda utamanya adalah Gerakan Penanaman Kelapa Entok Genjah Pandan Sari, sebuah inisiatif yang digagas dari akar rumput.

Kegiatan ini bukan sekadar seremoni belaka, melainkan langkah nyata membangun kemandirian pangan. Fokusnya adalah memanfaatkan setiap jengkal lahan pekarangan dan lahan tidur yang ada di lingkungan warga. Setiap bibit yang ditanam hari itu adalah investasi untuk masa depan yang lebih mandiri dan berdaulat pangan.

Kehadiran Ketua DPRD DIY Nuryadi dan GKR Mangkubumi menambah khidmat sekaligus meriah acara ini. Kehadiran mereka bukan hanya sebagai formalitas, tetapi menjadi penyemangat dan pengakuan atas kerja keras masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, keraton, dan warga ini menciptakan sebuah harmoni yang indah.

Apresiasi Nuryadi untuk Sinergi Warga dan Keraton

Dalam sambutannya, Nuryadi tidak henti-hentinya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Ia mengapresiasi inisiatif cerdas yang lahir dari masyarakat sendiri dan didukung penuh oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Baginya, sinergi semacam inilah kunci membangun kedaulatan pangan daerah yang tangguh.

Nuryadi menekankan, penanaman kelapa ini jauh lebih dari sekadar simbol. Ini adalah aksi konkret yang langsung bersentuhan dengan kehidupan warga. Potensi lokal, seperti kelapa entok genjah, diyakini bisa menjadi kekuatan ekonomi dan budaya yang saling menguatkan dalam jangka panjang.

“Ini bentuk nyata bahwa potensi lokal bisa menjadi kekuatan ekonomi dan budaya,” ujar Nuryadi. Pernyataan itu sekaligus menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penuh gerakan-gerakan mandiri seperti ini. Dukungan ini diharapkan dapat memicu lahirnya inisiatif serupa di berbagai penjuru DIY.

Kelapa Aroma Pandan, Penjaga Budaya dan Perekonomian

Lalu, apa istimewanya Kelapa Entok Genjah Pandan Sari. Varietas unggulan lokal ini punya segudang kelebihan yang langsung dirasakan warga. Selain genjah atau cepat berbuah, kelapa ini menghasilkan buah dengan aroma pandan yang khas. Aroma unik ini memberi nilai jual tinggi dan potensi produk turunan yang menjanjikan.

Kehadiran GKR Mangkubumi dalam acara ini juga punya pesan mendalam. Beliau menekankan pentingnya melestarikan sumber daya alam lokal warisan leluhur. Tidak kalah penting, peran aktif perempuan dan generasi muda dalam menggerakkan pertanian berbasis komunitas menjadi kunci keberlanjutan gerakan ini.

Pada akhirnya, gerakan ini adalah tentang memupuk nilai-nilai lokal yang hampir terlupakan. Semangat guyub, gotong royong, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dihidupkan kembali melalui hal sederhana. Menanam pohon menjadi cara merawat budaya dan identitas masyarakat Yogyakarta.

Harapan Besar dari Sebuah Gerakan Kecil Warga

Diharapkan, langkah kecil di Dusun Panjen ini bisa menjadi virus kebaikan. Virus yang menyebar dan menginspirasi wilayah-wilayah lain di seluruh DIY untuk mencontoh program serupa. Setiap daerah bisa menggali dan mengembangkan potensi lokal unggulannya masing-masing.

Rencana ke depan, gerakan ini tidak akan berhenti pada penanaman saja. Akan ada pendampingan dan pengembangan untuk memastikan tanaman tumbuh optimal dan produknya dapat dipasarkan. Tujuannya jelas, mewujudkan manfaat ekonomi yang riil bagi kesejahteraan warga sekitar.

Optimisme pun tergambar jelas dari raut wajah warga yang hadir. Mereka percaya bahwa masa depan yang mandiri pangan dimulai dari diri dan pekarangan sendiri. Gerakan ini adalah bukti bahwa perubahan besar tidak selalu dimulai dari hal-hal yang rumit dan berbiaya mahal.

Post a Comment
Liputan Populer
Rubrik Populer
Scroll to top