Notifications
General

Hanya 0,1 Persen Anak Miskin Sleman Kebagian Kuliah Gratis

Ada jalan lain untuk memutus kemiskinan yang mengular. Ribuan keluarga miskin dan rentan miskin di Kabupaten Sleman kini berebut kesempatan mengubah nasib melalui bangku kuliah.

Program Sleman Pintar menjadi tumpuan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman mengucurkan dana Rp8,6 miliar pada 2025 untuk menyekolahkan 224 anak dari keluarga termiskin di daerah itu. Mereka disalurkan ke lima kampus lokal.

“Ini upaya strategis memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan,” kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sleman, Sarastomo Ari Saptoto.

Targetnya jelas: mengubah nasib. Di balik angka anggaran yang besar, tensi justru ada di lapangan. Data Dinas Sosial Sleman mencatat, jumlah keluarga miskin mencapai 28.678 KK. Sementara keluarga rentan miskin membengkak jadi 128.259 KK.

“Kalau putra-putri (mereka) termasuk di sini, ya mereka punya peluang yang sama. Jadi ini kompetisi di antara keluarga miskin dan rentan miskin,” ujar Ari, menegaskan situasi yang sesungguhnya.

Kuota 224 kursi itu jadi rebutan. Kriteria ketat diterapkan: calon peserta harus ber-KTP Sleman, berasal dari keluarga miskin/rentan miskin sesuai Kepmensos No. 262/2022, atau anak penerima PKH dan penyandang disabilitas tidak mampu. Nilai ijazah minimal 7,00 dan lulus SMA/SMK dalam tiga tahun terakhir.

Tapi Ari menekankan, yang paling penting adalah motivasi. “Punya motivasi untuk kuliah,” tegasnya.

Pada 2026, jangkauan program ini akan diperluas. “Akan lebih banyak lagi yang diajak, mungkin sekitar 40-an lebih,” tambahnya, merujuk pada penambahan perguruan tinggi mitra.

Di balik angka-angka, program ini adalah pertaruhan. Sebuah langkah berani Pemkab Sleman untuk menjawab pertanyaan lama: bisakah pendidikan mengangkat kelas sosial warga termarjinalkan? Jawabannya kini ada di tangan 224 pemuda itu.

Post a Comment
Liputan Populer
Rubrik Populer
Scroll to top